Desa Pikatan Yang Dulu Menjadi Kota Cantik

Desa Pikatan – Seiring dengan keemasan Kota Srengat, ada kota lain yang sudah eksis yaitu Pikatan.  Kota itu sudah menjadi kesayangan Raja Kediri. Hal ini tampak dalam landskap Pikatan yang bagaikan Perumnas Besar. Ciri-ciri Pikatan sebagai kota antara lain:

a. Rumah-rumah Bangsawan berbentuk joglo di sepanjang jalan di Pikatan
b. Stadion balap untuk menyalurkan kegemaran kaum bangsawan masa lalu, yaitu arena balap kuda.

Hal itu terjadi karena di Pikatan tinggal salah seorang pembesar kerajaan, yang menunjukkan bahwa sistem kemasyarakatan di Blitar sudah terbentuk di Pikatan. Prasasti Padlegan 1 yang dikeluarkan oleh Kemaharajaan Panjalu yang berpusat di Kota Daha atau Dahana Pura, menunjukkan pengakuan itu. Prasasti Padlegan 1 atau yang populer disebut Prasasti Pikatan, dikeluarkan oleh Raja Bameswara yang merupakan Raja Panjalu yang kedua.

Prasasti ini di buat pada tahun 1038 saka atau 11 Januari 1117 M. Pemberian kawasan istimewa itu, karena mereka telah menunjukan kesetiaanya kepada raja dengan mengorbankan jiwanya di medan pertempuran (Boechari, 2012 : 16-17).

Tapi sayangnya, tidak dijelaskan perang apa yang dimenangi oleh Raja Panjalu yang melibatkan warga Padlegan. Nopy Rahmawati dalam skripsinya (2002:38-39), menambahkan hak-hak istimewa yang diberikan dalam prasasti ini antara lain: dapat memiliki dinding rumah dengan tiang, dapat menindik, menjamah, menggunting dan memukul. Selain itu, dapat menindik anak yang diaku, dapat mengucapkan doa atau mantra, dapat mengadu celeng jantan dan dapat memakan babi aduan.

 
 
sumber: Ki Purwanto dalam Serat Blitar 14 Srenggapura